Jumat, 16 Maret 2012

Man Jadda Wa Jadda Versi Thailand

Ada yang absurd dengan judul tulisan ini. Saya sendiri tidak berpretensi apapun dengan tulisan ini, hanya saja saya menemukan semangat "mantra" tersebut disebuah film Thailand Top Secret:The Billionaire.

Yah percaya atau tidak..

Film inspiratif yang menceritakan kisah hidup seorang milyuner muda Top Ittipat. Sudah sejak digembar-gemborkan oleh forum-forum di internet tentang kerennya film ini, saya pun lantas berkeliling "kota kembang" mencari dvd nya. Saya tanya-tanya ke sana kemari mencari dvd bukan alamat. Saya tanya ke hampir seluruh cici-cici penjaga kios dvd bajakan disana. Kenapa saya cari dvd bajakannya karena filmnya sudah tidak ditayangkan lagi di megaplex yang ada di Sukajadi samping polres Bandung Barat itu. Mau nyari yang ori pasti belum keluar. Dan setelah kesana-kemari itu saya gagal. Nyaris saya frustasi, tapi dipikir-pikir rugi kalau frustasi cuma gara-gara ini



man jadda wa jadda..siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil...
tiba-tiba kalimat itu melintas seperti supir angkot 05 yang sekonyong-konyong -halah kata ini- ngetem didepan saya.

Akhirnya kutempuh cara lain, ya saya googling di yahoo..(itu kalimatnya bang Abdel hehehe)..maksud saya siapa tahu di internet udah ada filmnya..dan..jeng..jeng.jeng..jeng...adaaaa..!
Tapi pas mau saya download subtitle Indonesianya belum ada..lah gimana saya ngerti bahasa Thai!!! (baca: h nya harus kedengeran, i nya dibaca y)
Akhirnya saya ga jadi download, disini saya belajar ternyata Man Jadda Wa Jadda itu harus dibarengi dengan Innallaha Ma'ashobirin yang artinya kurang lebih sabarlah!!

Kalau sudah waktunya toh saya dapat juga, pikir saya begitu. dan benar saja ketika saya sedang iseng main-main ke toko dvd dekat rumah saya ternyata film itu sudah mejeng di deretan new release. Alhamdulillah...nyaris sujud syukur saya, tapi ga jadi soalnya malu banyak orang, lagi pula ngapain saya mesti sujud syukur gara-gara dvd doank!!!

Pas di setel eh..di puter filmnya subtitlenya nya brantakan... dialog kemana subtitle kemana...paraaahhh...! balikin duit saya hey pengedar dvd bajakan...!
Dan kembali saya harus sabar..!

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan pun demikian, saya pun lupa dengan niat saya, dengan film ini. Ya saya memang kurang kuat meresapi "mantra" Man Jadda Wa Jadda, sebelum akhirnya sebuah film dalam negeri mengingatkan saya. Negeri 5 Menara. Ya film yang cukup dinanti oleh pecinta film Indonesia, diangkat dari novel laris karya A.Fuadi tentang kehidupan di Pondok Pesantren yang menhembuskan mantra tadi Man Jadda Wa Jadda.

Ini kenapa saya jadi ngelantur gini ceritanya yah..gak fokus..biarin ketang saya ini yang nulis..hehehe..

Film ini bagus, skenarionya ditulis oleh penulis skenario ternama Salman Aristo dan disutradarai oleh Affandi.A.Rahman. Saya cukup terhibur dengan film ini, berhubung saya juga sudah baca novelnya saya tidak berharap banyak, dan yah bagus lah dibanding film-film horor lokal yang aneh-aneh itu. Banyak screen stealer dalam film ini, terutama aktor-aktor pendatang barunya. Man Jadda Wa Jadda, itulah spirit yang diusung oleh film ini, spirit yang terlebih dahulu digaungkan novelnya.

Tapi entah kenapa sehabis nonton film ini saya tidak tegerak untuk melakukan apapun yah? kurang termotivasi, kurang ter inspirasi. Apa karena sudah terlalu skeptis kah saya? entahlah.

Pertanyaan tadi sedikit terjawab ketika saya pada akhirnya mendapatkan film Top Secret: The Billionaire. Film itu saya dapatkan dalam bentuk file mkv hasil download-an ponakan saya, katanya subtitlenya sudah pas, mantap. Durasi sekitar 120 menit lebih tak membuat saya jenuh, betah malah. Dalam film digambarkan bagaimana perjuangan Top Ittipat seorang anak muda yang masa SMA nya ia habiskan untuk bermain game online berubah menjadi penugsaha muda yang sangat sukses. Bukan dari bermain game online tentunya, tapi dari berjualan snack rumput laut. Ya rumput laut.

Ketika lulus SMA, Top yang berasal dari keluarga berada nyaris kehilangan semuanya saat ayahnya dinyatakan bangkrut dan berhutang sebanyak 40 juta baht. Keadaan itu memaksa keluarganya untuk pindah ke China. Seluruh hartanya habis, termasuk rumah yang ia tinggalipun di sita. Namun Top bersikeras bahwa ia akan bertahan di Thailand dan beurusaha untuk melunasi hutang ayahnya. Bangku kuliah pun rela ia tinggalkan untuk berwiraswasta, berkali-kali ia gagal, berkali-kali ia jatuh. Top nyaris kehilangan semua yang ia miliki, keluarga, kekasih, harta benda. Namun keyakinan dan harapannya tidak pernah pupus.

Ditemani hanya oleh seorang pamannya yang sudah tua, Top yang tadinya memiliki usaha sebagai penjual kacang beralih profesi menjadi penjual snack rumput laut yang kala itu masih langka di Thailand. Berbekal sedikit ilmu ekonomi yang sempat ia dapatkan ketika kuliah yang singkat itu, serta pengamatan, dan insting bisnisnya, Top berhasil membangun kerajaannya kembali. Produknya Tae Koe Noi (pengusaha muda) dijual diberbagai gerai 711 di Thailand, dan kini sudah di ekspor ke puluhan negara, termasuk Indonesia. Saya sudah coba dan enaaakkk..

Mungkin sutradara, produser, aktor, dan semua elemen pendukung film ini non muslim, dan tidak tahu konsep Man Jadda Wa Jadda, tapi entah kenapa dalam film ini "mantra" tadi mewujud dengan sebenar-benarnya. Dalam film tersebut saya temukan spirit Man Jadda Wa Jadda dengan sangat jelas, tanpa harus diucapkan, tapi begitu sangat nyata, sangat terasa. Perjuangan Top menginspirasi saya, dan bagi mereka yang ingin berwiraswasta atau sedang berwiraswasta film ini sangat layak untuk dijadikan referensi. Bukan hanya menginspirasi tapi juga mengajari kita secara langsung teori wiraswasta tersebut. Salut..!

3 komentar:

  1. pik ceritanya mirip dengan cerita adam kho dari singapura,,,

    BalasHapus
  2. Oh..betul2 Adam Kho motivator muda Singapura
    Malaysia juga punya Tony Fernandes owner Air Asia..!

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus