Perpisahan angkatan 6 MI At-Taqwa kemarin itu spesial. Bukan karena anak-anak nya sih, mereka mah biasa aja..pffttt... Ga sih kalian juga spesial, kaliaaan luaar biasaaa..! apa sih..
Momen perpisahan memang selalu spesial, apalagi perpisahan dengan orang-orang yang tanpa kita sadari berarti banyak buat kita. Mungkin ketika orang tersebut ada dekat kita sering bikin kita jengkel, tapi ketika tidak ada justru kita kangen mampus, well itulah yang namanya rasa sayang. Momen perpisahan itu pun jadi lebih spesial buat saya, karena itu akan jadi acara perpisahan kelulusan yang terakhir buat saya. Tapi saya ga mau sedih-sedihan, saya mau nikmatin momen tersebut dengan tawa bahagia. Jadi ketika ketua panitia perpisahan yang merangkap guru Bahasa Indonesia serta tebengan tetap saya kala pulang mengajar nanya "punya cerita ga buat drama perpisahan?" saya langsung jawab "ada" padahal ga punya -____-
Simple, saya pengen ngasih "sesuatu" buat mereka. Lantas malem saya ngetik, dan hanya dalam 1 jam naskah dramanya jadi. Waktu itu bingung mau ngasih judul apa, akhirnya selesai ga selesai saya kumpulkan ke guru Bahasa Indonesia itu. Suprise, ternyata kolaborasi antara guru Bahasa Indonesia sebagai sutradara dan guru Bahasa Arab sebagai sound engineer bisa bikin naskah "sederhana" yang dibuat oleh guru PKn ini jadi tontonan yang menarik diacara tersebut, people laugh and mission complete. Ini dia naskahnya... :D
Naskah Drama
Pengenalan Tokoh
Cerita tentang persahabatan 5 orang anak dengan pribadi yang
unik. Mereka berlima bersahabat sangat erat walaupun banyak perbedaan diantara
mereka, tidak sekalipun mereka pernah terpecah belah hingga pada suatu ketika,
salah satu diantara mereka mulai berubah dan mengancam persahabatan mereka.
Meira: gadis riang keturunan Sunda asli yang selalu
beranggapan kalau dia itu sebenarnya orang Korea. Fans fanatic Suju dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan Korea . Di kepalanya baru hanya tentang Korea
tidak ada yang lain.
Mita: gadis tomboy yang hobi dengan olahraga terutama sepak
bola, Real Madrid adalah klub pujaannya
Manik: Gadis lembut keturunan sunda jawa, dibesarkan di
Yogya namun ia lebih merasa kalau bandung adalah kampung halamannya, walaupun
logat jawanya masih terdengar jelas
Marsya: gadis yang terlahir sebagai anak tunggal dari sebuah
keluarga yang kaya raya minta ampun. Sifatnya sangat mendominasi semua
keinginannya harus dipenuhi, ia merasa pemimpin di kelompoknya itu
Melati: gadis pendiam yang multitalenta, suaranya sangat
indah ketika mengaji. Terlahir dari keluarga yang kurang mampu dan berada di lingkungan
sekolah unggulan yang elit kadang membuat dirinya mengalami krisis kepercayaan
diri, sensitive perasaannya. Ibunya hanya seorang pedagang nasi kuning
sementara ayahnya pergi tanpa sebab meninggalkan ia dan ibunya berdua sejak ia
berusia dua tahun.
Narasi: “Indahnya persahabatan adalah saat saling memberi
tanpa mengharapkan balasan. Ada tawa saat dalam kesedihan, ada maaf disetiap
kekhilafan. Sahabat layaknya bintang, ia memang tak selalu terlihat namun kita
tahu bahwa ia selalu ada. Drama ini kami persembahkan untuk bintang-bintang
kami, sahabat kami.”
Music play
Adegan 1:
Meira tengah berjalan
sendirian menuju sekolah, tangannya sibuk menekan-nekan keypad handphone.
Kepalanya manggut-manggut mengikuti irama music yang keluar lewat earphonenya
sambil sedikit bersenandung. Dari
belakang Mita datang dan menyusul
Mita: (memegang pundak Meira) Mei-mei…!
Meira: (terkaget) Astagpirulloh…! Kaget onyon..!
Mita: nah loh bawa hp ke sekolah..! bilangin tah ke Pak
Usman..!
Meira: kan ini mah property buat drama basa Indonesia ai
kamu
Mita: oh iya lupa (tepok jidat) kemaren malem aku ga
ngapalin naskahnya!!!
Meira: pasti nonton bola da..!
Mita: kok tau?
Meira: kan situ tadi malem nge sms mulu..”ih tuh liat aa
Ronaldo ganteng bangeud sih..”
Mita: ehehe..da emang ganteng kan? Macho..Jago lagi maen
bolanya dari pada SUJU apa itu Super Jurig..(sambil lari sebelum dilempar
sandal swallow sama Meira)
Meira: eh sini lu cewek tiang gawang…
Adegan 2
Marsya dan Manik yang kabagian jadwal piket sedang membersihkan ruang kelas, Manik terlihat
sibuk membereskan ini dan itu sementara Marsya hanya melongo, memandangi
lapangan sekolah yang masih lengang
Marsya: Nik, PKn ulangan yah sekarang?
Manik: Iya..manik menjawab dengan dingin
Marsya: Ulangan ke satu dapet berapa nik?
Manik: 8, 7
Marsya: gedean aku dong 8,8 (jawab marsya agak sombong) nik
Manik:…
Marsya: Nik basa Indonesia sekarang drama yah?
Manik:…
Marsya: Nik, basa Indonesia..
Manik: iyaaa..
Marsya: yeeehh..ko nyolot sih nik!
Manik: kamu bantuin dong, aku ndari tadi mberesin kelas
sendirian. Nyapu, ngelapin meja, ngapus papan tulis, ngangkatin kursi, bersiin
genteng, ngurasin sumur, kamu malah enak-enakan toh ya..! semprul..!
Marsya: cup..cup cup..puteri keraton jangan marah..nanti aku
beliin cilok isi satu grobak mau yah..?
Manik: kamu tuh yah mulai deh…! Tapi cilok isi opo toh..?
Marsya: isilah titik-titik di bawah ini..hehehe..
Manik: uughhh..cah gendeng..!
Adegan 3
Melati masuk
Melati: Assalamulaikum
Marsya dan Manik: Waalaikumsalam
Manik: wihh..ini dia duta sekolah kita nih, gimna nanti
lomba pidato nya?
Melati: eumm..iya lumayan deg-degan sih
Manik: kalau kamu deg-degan aku aja yang gantiin Mel
hehehe..!
Marsya: waah..medok dulu tuh ilangin..!
Manik: beuh…tapi Mel kamu kan dah biasa ikut lomba jangan
tegang lah tar pasti kita dukung!
Melati: iya makasih nik..
Masrya: tapi mel tar siang jadi ikut kan ke rumahnya Mita?
Melati: eumm kayanya nggak sya..
Manik: lah piye to..?
Melati hanya tertunduk, sementara Mita dan Meira masuk
sambil berdebat
Meira: yah udah jelas kerenan kyuh yun kemana-mana lah,
Ronaldo mah songong gitu mukanya juga ih..
Meti: Ya Ronaldo lah..apaan..namanya aja udah Kyuh
yun..apanya bihun tuh..? jangan-jangan masih sodaraan ama soun..
Manik dan Marsya: assalamulaikum…!
Mita dan Meira: waalaikumsalam…eh..harusnya kita yah..?
assalamualaikum
Manik, Marsya, Melati: waalaikumsalam..
Marsya: ni bocah dua pagi-pagi udah pada rebut aja..
Manik: iya opo toh yang diributin?
Mita: tau nih bihun..?
Meira: Kyuh Hyun..Mitaaa..
Bel berbunyi dan pelajaran pertama pun dimulai
Ibu guru: assalamulaiakum!
Siswa: waalaikumsalam
Ibu guru: nah anak-anak hari ini kita akan belajar mengenai
PBB, ada yang tahu apa itu PBB?
Marsya: Persatuan Banci-Banci bu..komedi bu sambil
mengacungkan tangan membentuk tanda v karena takut dimarahi bu guru
Kelas menjadi gaduh gara-gara celetukan Marsya, Ibu guru
hanya geleng-geleng kepala sebelum Melati mengacungkan tangan hendak menjawab.
Ibu guru: ya Melati..?
Melati: Persatuan Bangsa-Bangsa bu atau istilah asingnya UN
singkatan dari United Nation
Ibu guru: betul, tepat sekali jawaban Melati. Nah sekarang
siapa yang tahu sekretaris jenderal PBB yang sekarangberasal dari negara mana?
Marsya: Korea Selatan bu..! jawab Marsya dengan lantang
tidak mau kalah sambil tersenyum melirik Melati yang balas memberinya jempol
Ibu guru: bagus sekali, nah siapa nama tokohnya..?
Meira: Kyuh Hyun bu…teriak Meira
Siswa: huuu…
Adegan 4
Mita, Meira, dan Manik tengah menunggu Marsya didepan
gerbang sekolah mereka berencana untuk pergi kerja kelompok IPS di rumah Mita
yang tidak begitu jauh dari sekolah. Sementara Melati tampak terburu-buru
hendak pulang.
Meira: Mel..bener ga akan ikut?
Melati: iya maaf yah temen-temen aku ada perlu banget nih
Mita: ada apa sih mel, akhir-akhir ini kok kamu jadi aneh
gini
Manik: iya, ono opo toh?
Melati:.mmm ga ada apa-apa kok cuman urusan keluarga aja
biasa lagian aku harus latihan buat lomba nanti..Jawab melati sambil tersenyum
Meira: iya tapi kalau ada apa-apa kamu bilang yah..! kita
kan bukan orang lain mel
Melati: iya makasih Mei, aku duluan yah assalamualaikum.
Melati pun berlalu dengan tergegas.
Marysa datang tergopoh-gopoh, peluhnya bercururan, wajahnya
panik.
Marsya: kalian ada yang liat cincin aku ga..? cincin yang
dipake property drama tadi! Liat ga kalian?
Bentaknya lagi
Manik: lah bukannya tadi dah kamu simpen di tas toh?
Marsya: iya tapi ga ada sekarang..! nada suaranya meninggi
nyaris histeris
Mita: iya coba udah coba cek lagi siapa tau ke selip
gituh..!
Marsya: udah puluhan kali Mitaaa, tapi ga ada itu kan cincin
ibu aku mana mahal lagi harganya kalau beneran ilang gawat ini..!
Meira: yaudah tenang-tenang sya…kita bantuin nyari yu siapa
tau jatoh di kelas atau dimana gitu..
Adegan 5
Hari itu lomba English speech digelar. Mita, Manik, Meira,
dan Marsya datang mendukung Melati yang terpilih menjadi perwakilan sekolah
untuk ikut lomba. Marsya masih terlihat murung karena hingga hari ini cincin
ibunya tak juga ditemukan.
Pembawa acara memanggil Melati keatas panggung. Melati yang
masih gugup disemangati oleh teman-temannya.
Mita: Ayo Mel semangat yah..!
Meira: iya mel jangan grogi..
Melati pun melangkah menuju panggung, sesaat sebelumnya
Marsya melihat ke jari manis Melati dimana disitu melingkar cincin yang sama
dengan cincin ibunya.
Marsya: eh liat tuh dijarinya Melati!
Mita: apa sih?
Marsya: liat..kayanya itu cincin ibu aku yang ilang deh..!
Manik: wah jangan asal nuduh ah..
Marsya: emang sejak kapan dia pakai cincin? Biasanya juga
enggak kan?
Meira: iya tapi jangan suudzon dulu sya, siapa tahu cuman
mirip doank!
Marsya: heh cincin itu tuh mahal..nah dari mana si melati
punya uang buat beli cincin kaya gitu?
Mita: mana mungkin sih Melati ngambil cincin kamu, dia itu
kan sahabat kamu, sahabat kita sya..!
Marsya: ya kan bias aja..ga ada yang ga mungkin..!
Adegan 6
Melati kembali setelah menyelesaikan pidatonya, Marsya yang
emosinya tak tertahan langsung melabraknya seketika.
Marsya: Mel, dari mana kamu dapet cincin itu?
Melati: oh ini..(jawab melati sambil menunjukkan cincin di
jarinya) ini dari ayah aku sya..
Marsya: jangan bohong kamu, ayah kamu kan udah lama pergi…!
Meti: tenang dulu sya..jangan marah –marah gitu..!
Marsya: diem jangan ikut campur kamu..! (menunjuk meti)
Melati: bener sya ayah aku kemaren itu pulang katanya dia
baru pulang dari Arab Saudi jadi TKI disana…terus kemaren..
Marsya: aahhh..jangan bohong lah..
Meti. Meira dan Manik mencoba menenangkan Marsya yang emosi
sebelum akhirnya ibu guru datang melerai
Ibu guru: ehh..ada apa ini anak-anak?
Meira menjelaskan duduk perkaranya kepada ibu guru..
Ibu guru: Marsya kamu kan tahu ‘Alfitnatu Asyaddu Minal
Qotl’ fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan, jadi jangan nuduh orang
sebelum ada buktinya!
Marsya: buktinya udah jelas bu itu cincin ibu aku..
Ibu guru: nih cincin ibu kamu yang ini kan?(kata bu guru
seraya memberikan cincin yang mirip ke tangan Marsya) ibu kemarin nemu ini di
meja ibu, karena ibu kemarin buru-buru ibu simpan di loker. Nah sekarang ayo
minta maaf sama teman kamu
Marsya: maafin aku yah mel aku udah nuduh yang engga-engga
sama kamu
Melati: iya ga apa-apa sya aku ngerti kok
Semuanya: Alhamdulillaaaahh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar