Selasa, 08 Mei 2012

Catatan Mengawas UN #2 Matematika

Ketika saya membuat tulisan ini rambut saya masih lepek. Itu disebabkan karena hujan yang tiba-tiba datang, berhubung payung pink saya sengaja saya tinggalkan, maka basahlah sudah. Payung pink, ya cerita tentang benda ini kapan-kapan saya ceritakan lah kalau sempat, kalau saya lagi tidak tau malu.

Hari ini Selasa 8 Mei 2012, hari kedua penyelenggaraan UN. Masih sama seperti kemarin ternyata tidak ada kejadian menarik. Saya masih berduet mengawas dengan ibu Nunu (bukan nama sebenarnya). Saya juga masih disuruh ngasih motivasi sebelum UN dimulai. Ini pekerjaan berat, asli. Karena saya sedang kelaparan, maka motivasi saya pun cuman sedikit tidak sepanjang kemarin. Kira-kira 3 menitan lah..-____-
Saya cuman bilang begini kira-kira:
Saya:"hari ini hari kedua yah anak-anak, masih semangat?"
Anak2:"masih"
Saya:"hari ini semangatnya jangan kendor yah, ngerjainnya harus pake semangka, kalian tau semangka?"
Siswa: "Semangat Kaka..!"
Saya: "ternyata kalian alay" dalam hati saya bilang gitu "bukan anak-anak tapi Semangat Karena Allah, jadi kalian niatkan apa yang kalian itu hanya untuk mendapat ridho Allah yah,,,!"
Saya mikir dalam hati..itu yang barusan beneran saya yang ngomong...?




Dan mulailah mereka mengerjakan soal matematika...

Speaking of which..(sok inggris) denger kata matematika apa yang terlintas dipikiran anda pemirsa..?

Kalau ada yang jawab ruwet...! welcome to the club...!

Hubungan saya dengan matematika itu aneh yah. Waktu SD sih baik-baik aja, saya tidak pernah ada masalah sama matematika, sama guru maupun pelajarannya. Seingat saya perasaan dulu itu belum pernah dapat nilai di bawah 7. Tapi begitu masuk SMP, stabilitasnya goyah. Mungkin hal ini disebabkan oleh terkontaminasinya otak dan pikiran saya sebagai akibat dari pergolakkan hormonal tubuh disertai ekses psikologi sosial dari  enviromental progress dan globalisasi teknologi informasi yang menyebabkan terjadinya difusi nilai-nilai serta kontrol sosial seorang remaja. Jangan tanya maksudnya apa, ini keyboardnya jalan sendiri kayanya...!!!

Cara kerja otak saya tiba-tiba melambat begitu berhadapan dengan rumus-rumus matematika. Terus saya mikir apa ini gara-gara yang ngajarinnya tidak seasik waktu di SD dulu?. Karena waktu saya SD, ketika saya salah atau tidak bisa mengerjakan soal saya tidak pernah di bentak-bentak di depan kelas, dicubit sampai perut saya merah, ditabok pake penggaris kayu, dilempar pake kapur malah kadang-kadang penghapus, dan lain sebagainya.

Dari situ saya mikir, kenapa sih harus belajar matematika? apa nanti pas interview kerja ditanyain gitu sinus cosinus, disuruh ngitungin luas segitiga, atau volume kubus gitu? Saya ga suka matematika, ga suka itung-itungan, soalnya saya mah ga perhitungan anaknya...!

Yah itu pemikiran anak muda dulu lah..sebelum saya sadar bahwa hidup itu tidak bisa lepas dari angka-angka. Seberapa penting matematika untuk kehidupan kita sehari-hari? tanya aja sama mang google.

Tapi yang saya pahami sekarang adalah semakin kita membenci suatu pelajaran maka akan semakin kesulitan untuk menaklukkannya. Maka buat adek2 yang sekarang mengalami hubungan yang buruk dengan matematika, berdamailah, lakukan pedekate, terus nanti bilang sama dia kalau kamu suka. Insya Allah pasti nanti di terima, nah kalau sudah jadian soal sesulit apapun pasti kamu akan semangat menyelesaikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar