Sabtu, 25 Mei 2013

10 Film dengan Ending yang "ngehe"

Menurut kamusslang.com, ngehe adalah kondisi paling bego and paling ancur. biasanya terlihat dr raut wajah, misal mulut mangap, jalan sempoyongan, mata melotot dah ancur bgt. Definisi nya ngehe banget tuh. Tapi, alasan saya gunakan istilah “ngehe” untuk 10 film ini (in no particular order) karena memang film-film ini punya ending yang bisa bikin mulut mangap, mata melotot, hidung berminyak, pipi jerawatan, ok lebay. Istilah kerennya twist ending atau shoking ending. Twist, karena ketika kita menyangka endingnya akan A ternyata jadi B bahkan C, makanya bikin kaget, shock,  entah itu berakhir bahagia atau tidak. Sebenarnya sudah banyak juga yang bahas ini, tapi ini sih list pribadi saya sebagai  movie buff wannabe eaaa…

1. Phsyco (1960)
Inilah film yang bikin saya jatuh cinta sama film horror/thriller. Masih ingat sekali nonton film ini di TV waktu itu sedang nanyangin film-film horror klasik macam The Excorcist, The Omen, dll. Saya suka banget film ini, jenius. Sutradaranya legendaris, Alfred Hitchcock. Diantara horror/thriller klasik, film ini ada di barisan terdepan. Film yang mengubah standar film-film misteri, dan pengaruhnya bahkan masih terasa hingga sekarang barangkali (sotoy). Ceritanya tentang seorang sekretaris yang jengah dengan hidupnya, terutama karena gagal menikah dengan kekasihnya akibat masalah finansial. Suatu hari ia mendapat tugas untuk menyetorkan uang puluhan ribu dollar ke bank oleh bosnya. Melihat adanya kesempatan untuk memperbaiki hidup. Ia lantas melarikan diri ke pedesaan dan ingin membangun kembali hidupnya dengan uang curian tersebut. Letih akibat perjalanan yang jauh, dan badai yang menerjang membuatnya harus terjebak disebuah motel. Disinilah semua ketegangan dan misteri dimula.. Hahahaha (ketawa jahat)

 2. Shawshank Redemption (1994)
Dianggap sebagai salah satu film paling powerfull  sepanjang masa oleh para kritikus. Dan tanpa perlu diperdebatkan saya setuju (apa sih). Dari segi manapun film ini keren buat saya. Disutradarai oleh Frank Darabont dan diperankan oleh Tim Robbins serta Morgan Freeman sebagai 2 tokoh sentral film ini. Mengisahkan tentang seorang bankir muda dan kaya  (Tim Robbins) yang dijatuhi hukuman berat karena dituduh telah melakukan pembunuhan berencana kepada istri dan selingkuhannya. Ia mengaku tidak bersalah, namun tak  ada satu bukti pun yang dapat menguatkannya. Ia pun harus rela menghabiskan seluruh sisa hidupnya di penjara. Namun pertemuan dengan seorang penghuni penjara (Morgan Freeman) membuatnya percaya akan adanya harapan. Dan inilah yang coba disampaikan film ini. Hope. Lalu apakah ia menghabiskan seluruh hidupnya di penjara atas kesalahan yang tidak pernah ia lakukan ataukah ia….

Kamis, 23 Mei 2013

[BeraniCerita #18] Tiket Keberuntungan


Hari ini perjudian itu dimulai. Berbulan-bulan berlatih hanya untuk mengikuti audisi pencarian bakat ini. Tidak ada satu orang pun yang mengerti betapa pentingnya audisi ini buat ku. Ibu berkerenyit keningnya ketika kusampaikan niatku ini. Sementara ayah dingin seperti biasanya, bahkan piala di lemari pun tak membuatnya tertarik. Teman-temanku di sekolah menertawakan. Menurut mereka biasanya penyanyi yang dihasilkan dari ajang seperti itu tidak akan bertahan lama, instant. Namun tekad sudah bulat. Akan ku buktikan pada  mereka dengan sebuah golden ticket. Tiket yang akan membawa ku ke ibu kota. Tiket menuju ketenaran.

Bunyi klakson terdengar beberapa kali. Azka sudah menunggu di luar dengan sepeda motornya. Sahabat ku ini yang akan mengantar ku audisi. ‘yakin ga mau ikut audisi?’ Tanya ku. Ia hanya menggeleng. Baginya musik hanya tempat pelarian, pemuas diri. Bisa bernyanyi dan bermain musik bersama bandnya lebih dari cukup. Sayang. Padahal setiap melihat Azka bernyanyi aku selalu kagum, dia seperti sedang trance. Segala emosinya tumpah dalam lagu, larut dalam lirik, yah.. walaupun tekniknya biasa saja. Tapi sosoknya mengingatkan pada Jeff Buckley ketika sedang bernyanyi.

****


Antrian sudah mengular di luar pintu gerbang. Aku pun ikut antri untuk mendaftarkan diri dan mendapat nomor urut audisi. 4025 Itu nomor urut ku dan 4026 nomor urut Azka. Tanpa sepengetahuannya ku daftarkan. Suaranya layak didengar pikir ku. Walaupun harus aku paksa dia untuk ikut mencoba.
Wi, mau nyanyi Whitney Houston lagi?’ Tanya nya. 'Iya', jawab ku tersenyum. Lagu Whitney Houston yang membuatku juara lomba nyanyi di Sukabumi waktu itu. Aku sudah menguasainya dengan baik. 'Kamu mau nyanyi apa?' Tanya ku sambil mengantri menuju pintu audisi. ‘Metallica’ katanya lempeng. Kami pun tertawa seketika.

Pintu audisi sudah di depan mata, giliran ku masuk. Langkah ku mantap. ‘Wi…’ suara Azka membuat ku terhenti. ‘semangat!’ katanya sambil mengepalkan tinjunya ke udara. Hal yang sama yang ia lakukan saat aku ikut kompetisi lalu.

Memasuki ruangan aku mulai gugup. Ada disana 4 orang musisi terkenal di Indonesia. ‘mau nyanyi apa?’ Tanya seorang diva muda yang hendak go internasional itu. ‘Whitney Houston, I Will Always Love You’ jawab ku. Setelah dipersilahkan, aku pun mulai bernyanyi. Semua jerih payah ku keluarkan lewat suara dan teknik bernyanyi. Keputusan 3 orang juri membuat mata ku berkaca-kaca, mulut ku bergetar ketika mengucapkan terima kasih dan menyalami ke 4 juri tadi. Diva muda tadi berujar ‘maaf kamu belum bisa lolos' katanya. Aku pun mengangguk dan melangkah keluar dari ruang audisi. Keluar dengan kepala tertunduk, tak sanggup menatap mata Azka. Ia membelai punggungku, menenangkan. ‘ayo pulang’ katanya sambil menarik tangan ku. Tapi aku enggan. Aku memaksanya untuk tetap mencoba audisi, 'demi aku', kata ku setengah merajuk. Ia pun masuk ruang audisi. aku  menunggu penuh harap di luar. Tak lama kemudian...

‘gimana?'  tanya ku. Ia hanya menunduk, lalu menepuk pundak ku seperti berkata ‘sudahlah tak usah dipikirkan’. Langkahnya gontai mendahului ku, tanpa ku tahu golden ticket terlipat dalam saku celana nya, tak tahu harus diapakan.


 Note: 480 kata
Tulisan ini bukan sengaja dibikin buat ikutan Berani Cerita sih, udah ada, saya hanya ganti judul sama ngitungin jumlah kata aja, gila pusing hehehe...

Minggu, 05 Mei 2013

Perempuan Pengamen

Jadi pagi itu saya berangkat kerja naik angkot lagi. Sebenarnya bisa sih naik damri, tapi saya malas. Sudah nunggunya lama, enggak dapat tempat duduk, desak-desakan pula. Kalau naik angkot kan walaupun suka ngetem dan didedet, tetep kitanya duduk, jadi saya bisa nundutan sebentar. Hanya pagi itu saya enggak jadi nundutan karena lagi-lagi nemu hal menarik.

Salah satu hal yang menarik ketika kita naik angkot adalah nguping pembicaraan orang lain. Bukannya kita kepo ngupingin obrolan orang lain, tapi yah angkot kan cuma segitu luasnya, jadinya yah kedengeran. Yang saya suka adalah ketika adanya obrolan antara supir dengan penumpang yang duduk kursi depan. Seru, apalagi kalau ngobrolin negara, beuhh.. Sotoy kadang-kadang :)

Seperti obrolan pagi itu. Sopir mengeluhkan masalah kebijakan kenaikan BBM. Katanya pemerintah sekarang gagal mensejahterakan rakyat, malah korupsi makin menggila. Masih enak jaman pemerintahan Pak Harto katanya. Pendapat supir angkot tadi diamini oleh penumpang. Penumpang yang duduk di depan itu pun berargumen. Korupsi sudah ada sejak jaman Pak Harto memang, tapi sedikit katanya, dan di jaman itu walau ada korupsi tapi jelas ada pembangunan, repelita namanya. Kalau jaman sekarang korupsinya aja yang banyak, pembangunannya tidak ada sama sekali, katanya. Sopir sependapat.

Jumat, 03 Mei 2013

Zoon Politi what?

Pernah denger atau justru dapet nasehat begini waktu kecil, "hati-hati di jalan yah, jangan ngomong sama orang yang ga dikenal, takut dihipnotis!". Don't talk to stranger bahasa enggres nya mah.
Beberapa waktu lalu teman saya kena hipnotis, uang nya hilang 800 ribu. Kasian. Saya yakin dia pasti sudah pernah dengar nasehat itu, dan bukannya mengabaikan nasehat tersebut, tapi sial itu ga bisa diprediksi.
***
Tapi kejadian yang saya alami justru bikin saya jadi mikir lagi tentang nasehat "don't talk to stranger" itu.
Senin pagi seperti biasa saya pergi kerja naik angkutan umum. Pagi-pagi sudah berangkat, takut kejebak macet. Kejebak macet sama kejebak kenangan masa lalu itu sama-sama ga enaknya. Naiklah saya ke sebuah angkot menuju daerah Ciwastra. Di dalam hanya ada 5 orang, otomatis supir angkot pun mendelay keberangkatan angkot karena kuota penumpang belum terpenuhi (bahasa nya sok keren ih. Iya)

Kamis, 02 Mei 2013

A Slap in The Face

"Arungi samudera ilmu, belajar lah sampai ke negeri Cina, gantung cita-cita mu setinggi langit, gapai, wujudkan mimpi-mimpi mu. Kalian bisa menjadi apapun yang kalian inginkan selama kalian mau berusaha, tekun, ulet, pantang menyerah. Iringi usaha mu dengan doa agar langit mendengar dan Tuhan mengabulkan. Kalian mau jadi apa? Pengusaha, dokter, arsitek, presiden, semua bisa kalian wujudkan selama kalian punya mimpi. Ingat, mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia, makanya kita harus ber..."

"bu" suara di ujung kelas menghentikan ceramah ibu guru muda yang bersemangat itu.
"iya, ada apa Niken?"
"Kalau cita-cita ibu apa bu? Udah kesampean belum bu?"

Sang ibu guru terdiam, tenggorokannya kering, hatinya mencelos. Potongan-potongan gambar imajinasi berterbangan di kepalanya. Mimpi-mimpinya, cita-citanya. Pertanyaan besar muncul.

"What the hell am i doing here?, i don't belong here, i don't belong here..."