Sabtu, 26 Januari 2013

Ketika Cinta Ditolak (Inspired by a True Event)

Gambar disamping ini saya dapat beberapa hari lalu dari postingan seseorang di twitter. Sepertinya bilang wow sambil koprol, terus nyelem ke laut bareng ikan kembung, dan maen pingpong sama spongebob di bikini bottom pun masih kurang cukup untuk mengungkapkan ekspresi saya melihat gambar ini. (Gambar dan berita dimuat di Harian Rakyat Bengkulu)

***
Junaedi (nama samaran) bocah kelas 3 SDN Taramandi yang aktif di kelas, mantan wakil KM kelas 2 B, serta selalu mendapat nilai bagus dalam mata pelajaran PLH, kini berubah. Semenjak kedatangan Tasya (nama samaran juga) anak pindahan berdarah campuran Jerman-Tasikmalaya ke sekolahnya ini, Junaedi menjadi aneh. Ia jadi suka senyum-senyum sendiri, susah konsentrasi, susah tidur, susah namatin Angry Bird Season ga pake cheat, susah boker sambil kayang, pokonya susah aja hidupnya.

Senin, 14 Januari 2013

Secret 'Monkey Love' Admirer


‘Sampai sini ada yang ditanyakan?’ kata saya mengakhiri pelajaran.

‘enggak’ jawab mereka dengan tatapan ‘udah deh buruan pengen pulang nih’.  Ada tiga kemungkinan ketika siswa menjawab pertanyaan seperti diatas. Pertama, mereka sudah paham. Dua, tidak ngerti sama sekali. Atau tiga, pengen cepet udahan, alias bosen.

Tiba-tiba seorang anak cowok nyeletuk, ‘pak aku masih bingung!’ katanya

‘Bingung kenapa?’

‘Tapi bukan soal pelajaran’

‘Terus?’

‘Soal surat pak’ katanya lagi

‘Surat apa?’

Selasa, 01 Januari 2013

Naskah Drama Perpisahan


Perpisahan angkatan 6 MI At-Taqwa kemarin itu spesial. Bukan karena anak-anak nya sih, mereka mah biasa aja..pffttt... Ga sih kalian juga spesial, kaliaaan luaar biasaaa..! apa sih..
Momen perpisahan memang selalu spesial, apalagi perpisahan dengan orang-orang yang tanpa kita sadari berarti banyak buat kita. Mungkin ketika orang tersebut ada dekat kita sering bikin kita jengkel, tapi ketika tidak ada justru kita kangen mampus, well itulah yang namanya rasa sayang. Momen perpisahan itu pun jadi lebih spesial buat saya, karena itu akan jadi acara perpisahan kelulusan yang terakhir buat saya. Tapi saya ga mau sedih-sedihan, saya mau nikmatin momen tersebut dengan tawa bahagia. Jadi ketika ketua panitia perpisahan yang merangkap guru Bahasa Indonesia serta tebengan tetap saya kala pulang mengajar nanya "punya cerita ga buat drama perpisahan?" saya langsung jawab "ada" padahal ga punya -____-
Simple, saya pengen ngasih "sesuatu" buat mereka. Lantas malem saya ngetik, dan hanya dalam 1 jam naskah dramanya jadi. Waktu itu bingung mau ngasih judul apa, akhirnya selesai ga selesai saya kumpulkan ke guru Bahasa Indonesia itu. Suprise, ternyata kolaborasi antara guru Bahasa Indonesia sebagai sutradara dan guru Bahasa Arab sebagai sound engineer bisa bikin naskah "sederhana" yang dibuat oleh guru PKn ini jadi tontonan yang menarik diacara tersebut, people laugh and mission complete. Ini dia naskahnya... :D

Tinggalkan!

Pernah kah kalian merasa stuck, atau jalan ditempat? Jika jawabannya tidak maka syukur alhamdulillah. Namun jika iya, tak usah khawatir, kalian tidak sendirian :)
Beberapa pekan lalu saya terlibat obrolan dengan beberapa teman, uniknya mereka mengambil kesimpulan kalau selama ini tidak ada perkembangan berarti dalam hidupnya, stuck, stagnan. Apa yang membuat mereka berpikir seperti itu pastilah kondisi diluar dirinya, lingkungannya. Kita sering kali melihat orang lain berkembang pesat. Pindah ke rumah baru, kendaraan baru, kenaikan pangkat, apapun itulah yang dilihat sebagai standar kesuksesan seseorang secara sosial.

Saya sih berusaha mensyukuri dengan kondisi saya sekarang. Hingga saya sadar bahwa saya pun merasakan hal yang sama dengan teman-teman saya tadi. "you're 26 and you still live with your parents, what a loser!" itu adalah potongan dialog dalam film yang saya tonton kemarin, beberapa jam sebelum pergantian tahun. Dari situ saya menyadari bahwa saya pun stuck, stagnan, bahkan mungkin loser.

Bagi saya kesuksesan sama dengan kemandirian, berdiri diatas kaki sendiri. Sebagian orang berpendapat kemandirian materi lah yang utama. Well setuju tidak setuju untuk itu.
Bagi mereka pengagum Yusuf Mansyur atau mungkin ustad Solmed akan berpikiran, "dangkal sekali jika kesuksesan hanya dinilai dari materi". Iya setuju saya di mata Tuhan manusia tidak dinilai dari itu semua, tapi bagaimana dengan mata manusia? Otherwise we do live in a material world don't we?

Saya pikir kita semua juga tahu apa yang harus kita lakukan untuk ke luar dari kondisi ini. Ya, berhenti berkeluh kesah, berhenti mengutuki diri sendiri, dan mulai melangkah lebih cepat. Susah, tapi pasti bisa. Wise word said "It's much better to light a candle than cursing the darkness".
So now let's leave all the 'galauness' in 2012 and welcoming 2013 with hope, faith, and a genuine smile.