Jumat, 30 Maret 2012

Foto Bayi di Beranda

Tiap kali saya buka FB saya, akhir-akhir ini ko jadi banyak teman-teman saya yang mengunggah foto-foto bayi yah..?

Ada yang berpose sama ibunya, ayahnya, ada juga yang sendiri, senyum, lagi tengkurap, ada juga yang nangis..lucu-lucu..tapi tunggu gedean dikit entar pas udah mulai bisa minta jajan..hehe...

Terus pertanyaan saya adalah maksudnya apa yah..?

Pelajaran Hari Itu

Hari itu ceritanya kami mengadakan KBM lapangan, Gedung Merdeka dan Padepokan Dayang Sumbi menjadi lokasi kegiatan kami. Selama diperjalanan itu bocah-bocah pada sibuk sendiri, ada yang ngemil, tebak-tebakan, pasang musik kenceng-kenceng dari hp nya, dan tau kah lagu apa yang mereka dengarkan??? Party Rock Anthem nya LMFAO..!!! Wahai anak kelas 4 tahu kah kamu sebenarnya apa yang sedang kamu dengarkan itu???.

Jumat, 23 Maret 2012

Panggung Ilegal

Lomba Ajang Kreatifitas (LAK) nama acaranya, itu pun kalau aku tak salah ingat. Sebuah acara tahunan di sekolah ku yang sangat-sangat aku tunggu, yang akan kujadikan sebagai titik dimana akhirnya aku menjadi “terlihat”. Teman-teman ku akan sadar dengan kehadiran ku diantara mereka, sadar sepenuhnya tidak hanya ketika ulangan harian bahasa inggris saja, atau ketika pelajaran olah raga dimana aku jadi bahan lawakan guru olah raga yang kusayangi itu.

Ada sebuah hukum baku di dunia persekolahan, SMA tepatnya, mereka yang populer, yang “terlihat” adalah mereka yang memiliki wajah super cute/super hot, memiliki orang tua yang kaya raya, jago olah raga, jenius dalam akademik, prestatif atau bahkan kombinasi kesemuanya. Ada juga yang “terlihat” karena punya banyak masalah, atau bahkan pembuat masalah. Semacam centeng sekolah, tukang palak apapun lah itu. Dan kasta yang terendah adalah mereka yang benar-benar jelek dalam artian apapun, yang mudah di bully, yang selalu gagal dalam semua hal. Loser.

Rabu, 21 Maret 2012

Lirik Setengah Jadi

Berikut adalah beberapa buah lirik yang saya tulis ketika masih belasan taun, masih bau matahari, masih emosian (sekarang juga masih), masih labil. Ditulis dengan bahasa asing yang benar-benar asing serta tak mengenal aturan bahasa. Namun lirik yang saya tulis ini tak pernah jadi lagu karena bandnya keburu bubar. Vokalis yang juga merangkap sebagai pemain bassnya sibuk pacaran. Sementara vokalis satu lagi yang juga sekaligus pemain gitaris #eh.. sibuk bikin band baru. Kami memang cuman bertiga dulu lagi usum-usum nya band-band melodic punk macam Blink 182 atau pendahulunya Green Day. Saya terlibat disitu sebenernya karena diajakin aja sama mereka berdua, nggak ngerti juga alasan mereka ngajak saya, apa karena sudah lama saling kenal, atau karena skill saya yang ciamik #hoeks..!
Tapi kita bersenang-senang waktu itu, itu yang penting...!

Jumat, 16 Maret 2012

Man Jadda Wa Jadda Versi Thailand

Ada yang absurd dengan judul tulisan ini. Saya sendiri tidak berpretensi apapun dengan tulisan ini, hanya saja saya menemukan semangat "mantra" tersebut disebuah film Thailand Top Secret:The Billionaire.

Yah percaya atau tidak..

Film inspiratif yang menceritakan kisah hidup seorang milyuner muda Top Ittipat. Sudah sejak digembar-gemborkan oleh forum-forum di internet tentang kerennya film ini, saya pun lantas berkeliling "kota kembang" mencari dvd nya. Saya tanya-tanya ke sana kemari mencari dvd bukan alamat. Saya tanya ke hampir seluruh cici-cici penjaga kios dvd bajakan disana. Kenapa saya cari dvd bajakannya karena filmnya sudah tidak ditayangkan lagi di megaplex yang ada di Sukajadi samping polres Bandung Barat itu. Mau nyari yang ori pasti belum keluar. Dan setelah kesana-kemari itu saya gagal. Nyaris saya frustasi, tapi dipikir-pikir rugi kalau frustasi cuma gara-gara ini

Rabu, 14 Maret 2012

Pertanyaan

Akhir-akhir ini ia jadi pendiam, senyumannya memudar, sorot matanya meredup, kosong. Tak lagi banyak komentar, celetukan, atau kirtikan yang keluar dari mulutnya. Yang ia lakukan kini hanya duduk, diam, menerawang keluar lewat jendela kaca tak kala kami sedang mengborol. Entah apa isi kepalanya saat ini. Kami tak lagi jadi objek yang menarik lagi baginya, tak ada objek yang menarik lagi baginya. Hanya dia dan pikirannya.

Kami semua rindu dengan keriangannya, dengan candaannya yang walau kadang nyelekit namun menghidupkan suasana. Bahkan tak jarang kami rindu dengan provokasinya, ya dia memang suka berbuat seperti itu entah itu hanya untuk bersenang-senang atau membunuh karakter seseorang yang ia tidak sukai. Kami semua mengerti betul dengan sikap nya, kami sangat tahu akan harga dirinya yang tinggi, mimpi besarnya, mulut besarnya. Tak jarang ia selalu memanfaatkan kami, mempermaiankan emosi kami, tapi aneh kami tidak pernah merasa bermasalah dengan itu, karena kami memahaminya, memakluminya.

Sabtu, 10 Maret 2012

Atas Nama Profesionalitas

Tidak..tidak..! aku tidak boleh marah, apapun yang terjadi, bagaimanapun perlakuan meraka, aku sama sekali tidak boleh marah, dan itu harus, sangat harus...! Walau bagaimanapun aku harus bersabar, tenang, dan tetap tersenyum, atas nama profesionalitas. Ingat profesi ku ini menuntut ku untuk menjadi sample yang bagus, menjadi sempurna, menjadi dewa.

Mereka datang ke tempat ini untuk belajar, untuk mendapat ilmu, bukan untuk mendapat amarah, tamparan, makian. Orang tua mereka sudah bayar mahal-mahal, dan aku pun konon sudah dibayar mahal untuk itu. jadi sekali lagi tidak boleh..jangan marah...!

Jumat, 02 Maret 2012

Menganyam Kebahagiaan

Dua tahun semenjak kepergian ibunya Leon hidup menggelandang. Nyaris setiap hari mulai gelap ia sibuk mencari “hotel” tempat beristirahat setelah seharian mengamen di jalanan. Trotoar, bangku taman kota, hingga pelataran mesjid besar pernah ia tempati, itu pun harus kucing-kucingan terlebih dahulu dengan polisi pamong praja. Kadang kala tidak hanya polisi pamong praja saja “teman” main kucing-kucingannya Leon, satpam departemen store, preman bertato, hingga om-om senang berorientasi menyimpang pun dengan terpaksa harus ia “layani”.

Kejayaan ayah Leon seketika pudar saat ia dijatuhi hukuman 5 tahun penjara oleh hakim atas tuduhan korupsi pengadaan sarana kantor. Segala yang dulu ia punya kini bukan miliknya lagi, termasuk keluarga. Aib katanya memiliki keluarga seorang koruptor. Maka tinggalah Leon dengan ibunya berdua hidup di bedeng, mengais rezeki dengan segala yang mereka mampu. Ibu Leon berjualan nasi uduk di depan rumah, sementara Leon harus berhenti dari sekolah RSBI nya berpindah ke MTS tak jauh dari kontrakan. Sepulang sekolah ia pergi ke pusat kota menenteng gitar peninggalan kakaknya yang hilang ketika sedang mendaki Mahameru.